Mengajar Penuh Cinta: Perjuangan Guru Gendong Bayi Terobos Lumpur di Pedalaman Aceh
Di balik potret viral yang mengharukan di media sosial, tersembunyi sebuah kisah nyata tentang dedikasi seorang guru di pedalaman Aceh. Selama tiga tahun terakhir, Husnul, seorang guru Bahasa Indonesia berusia 32 tahun, telah menghadapi tantangan berat setiap hari demi mengajar di SMP Negeri 4 Pante Bidari, Aceh Timur.
Kisah Husnul menjadi viral setelah fotonya beredar luas. Dalam foto tersebut, ia tampak berjalan kaki menyusuri jalanan berlumpur sambil menggendong bayinya, mengenakan sepatu bot layaknya seorang pekebun. Pemandangan itu bukan sekadar momen sesaat, melainkan rutinitas yang ia jalani setiap kali hujan tiba.
Perjalanan Penuh Tantangan
Husnul tinggal di Julok, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari sekolahnya di Desa Sijudo. Jarak ini, yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu singkat, berubah menjadi perjuangan berat karena kondisi jalan yang rusak parah. Di musim hujan, jalanan tanah berubah menjadi lumpur tebal, membuatnya harus menghabiskan dua jam di atas sepeda motor hanya untuk sampai ke sekolah.
"Jalan di sana kalau sudah musim hujan sudah pasti begitu, walaupun hujannya sebentar. Karena jalanan sama sekali enggak teraspal," jelas Husnul.
Tidak hanya lumpur, saat musim kemarau, jalanan yang sama berubah menjadi penuh debu. Meskipun lebih mudah dilalui, kondisi ini tetap tidak ideal. Namun, bagi Husnul, debu jauh lebih baik daripada lumpur yang mengancam keselamatannya dan sang buah hati.
Dedikasi Tanpa Batas
Potret perjuangan Husnul ini adalah cerminan dari pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya. Di tengah tantangan fisik yang berat, ia tetap hadir di depan kelas, memberikan ilmu dan harapan bagi murid-muridnya.
Kehadiran bayinya yang ia gendong menunjukkan betapa kuatnya cinta seorang ibu yang tak ingin menyerah pada keadaan. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya dedikasi, ketangguhan, dan komitmen seorang pendidik, bahkan di tengah keterbatasan.
Husnul bukan hanya seorang guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia, tetapi juga pahlawan nyata yang mengajar arti perjuangan dan ketulusan hati. Kisahnya menjadi inspirasi bahwa semangat untuk mendidik tidak akan pernah padam, meskipun harus menembus jalanan berlumpur sekalipun.
Belum ada Komentar untuk "Mengajar Penuh Cinta: Perjuangan Guru Gendong Bayi Terobos Lumpur di Pedalaman Aceh"
Posting Komentar